Harun Yahya dalam Bunga Rampai 7
Di saat pengetahuan astronomi masih
primitip, Al Quran telah melukis proses terjadi alam semesta. Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya kami benar-benar
meluaskannya (Surat adh-Dhariyat: 47). Kata langit, sebagaimana dinyatakan
dalam ayat ini, digunakan dalam beberapa tempat dalam Alquran dengan arti
permukaan dan semesta. Di Quran, disebutkan, alam semesta meluas. Hal ini
merupakan kesimpulan yang diperoleh ilmu pengetahuan masa kini. Hingga awal
abad ke-20, pandangan umum dalam dunia ilmu pengetahuan bahwa alam semesta
memiliki ukuran tetap dan ia ada dari dahulu kala. Penelitian, pengamatan, dan
perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, bagaimanapun juga,
menyatakan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan dan ia mengalami
ekspansi/meluas secara konstant.
Pada awal abad ke-20, Fisikawan Rusia
Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia George Lemaitre, secara teoritis
menghitung dan menemukan bahwa alam semesta dalam gerakan konstan dan meluas.
Fakta ini dibuktikan juga dengan pengamatan data pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, astronom Amerika, menemukan
bahwa bintang-bintang dan galaksi secara konstan bergerak menjauh satu sama
lain. Alam semesta, dimana segala sesuatu secara konstant bergerak menjauh satu
sama lain diartikan sebagai alam semesta yang secara konstan
meluas/mengembang/berekspansi. Pengamatan yang dilakukan pada tahun-tahun
berikutnya membuktikan bahwa alam semesta secara konstan mengembang. Kenyataan ini
diterangkan dalam Alquran pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Hal ini
dikarenakan Alquran adalah firman Sang Pencipta, dan Pengatur seluruh penjuru
alam semesta.
Tatkala mengacu pada matahari dan bulan
dalam Alquran, dijelaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit tertentu.
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya (Surat al-Anbiya,
33). Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah statis/diam,
tetapi bergerak dalam orbit tertentu. Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui
(Surah Ya Sin, 38). Kenyataan di Alquran ini telah ditemukan dengan pengamatan
astronomis saat ini. Menurut perhitungan ahli astronom, matahari berjalan pada
kecepatan luar biasa, 720 ribu km per jam mengarah pada bintang Vega dalam
orbit utama yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti matahari berjalan
kira-kira 17 juta 280 ribu kilometer dalam sehari. Selain matahari, semua planet dan satelit
dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan dalam jarak yang sama.
Selanjutnya, semua bintang dalam alam semesta berada dalam suatu gerakan
terencana demikian. Bahwa seluruh alam semesta dipenuhi oleh garis edar dan
orbit seperti ini, dinyatakan dalam Alquran sebagai berikut: Demi langit yang
memiliki jalan-jalan (Surat adh-Dhariyat, 7).
Ada kira-kira 200 milyar galaksi dalam
alam semesta yang masing-masing terdiri atas kira-kira 200 bintang. Segala
benda-benda langit ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan sangat
teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seperti berenang sepanjang orbitnya
dalam keserasian yang sempurna dan tersusun bersama satu dengan lainnya.
Selanjutnya, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang orbit yang
ditetapkan baginya. Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda
angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam hitungan,
suatu orbit yang sangat terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari
benda-benda angkasa ini melenceng ke lintasan yang lain, atau bertabrakan
dengan lainnya. Ternyata, telah diamati bahwa sejumlah galaksi melintas satu
sama lain tanpa satupun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Sesungguhnya, pada saat Alquran diturunkan
pertama kali, manusia tidak memiliki teleskop zaman ini ataupun teknologi
observasi tingkat tinggi untuk mengamati ruang angkasa dengan jarak jutaan
kilometer, tidak pula pengetahuan fisika atau astronomi modern. Selanjutnya,
pada saat itu, tidaklah mungkin untuk menetapkan secara ilmiah bahwa ruang
angkasa dipenuhi lintasan dan orbit sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.
Namun demikian, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Alquran
yang diturunkan pada saat itu.
0 komentar:
Posting Komentar